Ketika batas ketabahan terasa terlampaui oleh ujian, dan tafakkur tak mampu mendamaikan logika yang tercabik, maka saya mencoba berkonsultasi dengan seorang teman. Saya menyiapkan diri untuk mendengarkan nasehat klise semisal “sabar, pasti ada hikmahnya”, hal yang sudah saya hafal dan sering saya utarakan kepada teman lain yang mendapat ujian.
Namun, astagfirullah. Ternyata saya telah berprasangka buruk. Teman saya yang dari segi usia masih jauh lebih muda, bukannya memberi nasehat, tetapi malah mengajak diskusi salah satu sifat Al Khaliq, yaitu maha pengasih dan maha penyayang. Karena sifat maha pengasih dan maha penyayang tersebut, maka mustahil bagi Allah SWT bersifat aniaya. Maka bila seseorang ‘berhasil’ menganiaya orang lain, itu terjadi atas izin Allah. Dan sesuatu yang atas izin Allah, mustahil buruk untuk manusia.
Logika yang sangat sederhana, namun berhasil mengurai benang kusut yang melingkari cerebrum dan merubah arah impuls sehingga selubung jiwa terangkat. Tercerahkan. Maka saat itu berkenalanlah saya dengan teman baru bernama “Sabar”. Katanya, aku akan menemanimu menunggu kebaikan yang dijanjikanNya.
Pare2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar