Sabtu, 25 Desember 2010

DILEMA

Namanya andini. Ketika buka mata pagi ini, ada yang berubah dalam hidupnya. Dia telah menetapkan putusan malam tadi. Mengiyakan satu permintaan, yang selama ini ditolaknya lahir batin.

Menikah. Kata yang familiar, tetapi tak ingin diakrapinya bertahun-tahun ini. Dia tidak ingin, bahkan memikirkannya pun enggan. Tetapi lingkungan tidak emberinya pilihan. Perempuan harus dimiliki seseorang. Dan seseorang itu adalah mahluk egois berjudul lelaki, yang telah dihindarinya entah berapa abad ini.

Menoleh ke cermin andini meringis. Mata bengkak bukan pemandangan bagus. Tapi lebih bagus dibanding rasa yang berkecamuk di benaknya. Kenapa selalu tidak ada pilihan buat perempuan? Apa salahnya sendiri mengarungi hidup. Toch tak ada yang disusahkannya. Bangkit dari pembaringan, terlintas keinginan untuk membatalkan kesepakatannya semalam. Tetapi alasan apa yang bisa diutarakan? Tak sanggup dibayangkannnya berbagi hari dengan makhluk yang tak bisa diterimanya di hati. Oiiiii, hidup. Kenapa harus selalu memilih sih?

1 komentar: